Banjir di Kabupaten Purworejo Belum Surut, Air Masih Genangi Jalan Nasional
PURWOREJO, MAGELANGEKSPRES.COM – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Purworejo sejak Selasa (15/3) masih terus berdampak. Hingga Rabu (16/3) siang, banjir di beberapa desa di Kecamatan Butuh diketahui belum surut. Air juga masih menggenangi Jalan Nasional Purworejo-Kebumen, tepatnya di Desa Klepu Kecamatan Butuh. Genangan air tersebut menyebabkan kendaraan roda dua tidak dapat melintas dan hanya dapat dilalui kendaraan roda empat. \"Kalau roda dua belum mampu (melintas), kalau dipaksakan pasti mogok, itu kan dalam itu, dalamnya kurang lebih 50 sampai 60 sentimeter. Roda empat yang tidak ceper bisa melintas. Jalan ini 24 jam bergantian tetap kita jaga,\" kata Aiptu Suranto, Petugas Satlantas Purworejo yang ditemui saat bertugas di Jalan Nasional Kecamatan Butuh. Menurutnya, saat ini Satlantas Polres Purworejo melakukan himbauan dan memperingatkan pengendara roda dua yang melintas agar memilih jalur alternatif demi keamanan pengendara. \"Iya (mengatur lalu lintas) kalau tidak diatur nanti pengendara bisa terperosok ke tempat yang airnya dalam, harusnya lewat tengah karena posisinya lebih dangkal airnya. Untuk jalur lain ya lewat Jalan Deandles, kalau di sini otomatis macet karena buka tutup, cuma bisa satu jalur,\" ungkap Kepala Pos Satlantas Pendowo Kecamatan Purwodadi itu. Jalan Nasional ini, lanjutnya, sudah sejak kemarin tergenang air dan tidak dapat dilintasi pengendara. \"Mulai kemarin pagi itu jalurnya sudah seperti ini, kalau kedalaman sejak kemarin tidak jauh beda,\" jelasnya. Amin (41), warga Dusun Tambakrejo Desa Dlangu Kecamatan Butuh, menyebut banjir terjadi di desanya sejak kemarin pagi dan hingga Rabu (16/3) siang belum juga surut. Air juga terlihat masih menggenang rumah-rumah warga di Desa Dlangu. \"Kira-kira kemarin ya paling dalam 1 meter lebih. Ini kan sekarang juga masih tergenang, sudah dua hari ini berarti belum surut,\" katanya. Daerah Desa Dlangu, diakuinya memang merupakan daerah langganan banjir. Namun, banjir yang terjadi kali ini dapat dibilang cukup parah dibanding tahun lalu. \"Ini luapan sungai Dlangu. Kalau yang paling parah itu tahun 2013 sama ini, ini termasuk dalam banjirnya, ini sampai jalan (Nasional) juga banjir,\" sebutnya. Suyanto (40) warga Desa Dlangu lainnya mengaku mengungsi di salah satu rumah makan di desanya sejak awal banjir. \"Kemarin di dalam rumah itu satu lutut, apalagi di luar. Bantuan ya hanya konsumsi, sama itu ada kasur busa. Untuk obat-obatan belum tapi sudah dikasih tahu petugas jika ada keluhan langsung lapor saja, sering dipantau juga,\" ujarnya. Dirinya berharap, sungai yang ada di sekitar Desa Dlangu dilakukan normalisasi agar banjir tidak terus terjadi. Selain di Kecamatan Butuh, banjir sudah mulai surut. Seperti di Desa Krandegan, Kecamatan Bayan banjir sudah surut mulai Selasa (15/3) sore dan pada Rabu (16/3) pagi warga mulai membersihkan rumah mereka yang seharian terendam banjir. \"Kemarin ya sekitar satu meter banjirnya, ini gabah juga terendam makanya saya jemur ini, surut kemarin jam 4 sore,\" ungkap Dul Rokhim (62) saat ditemui di rumahnya Desa Krandegan, Rabu pagi (16/3). Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, Budi Wibowo SSos MSi, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi menyebabkan beberapa sungai yang ada di Kabupaten Purworejo meluap, seperti Sungai Bogowonto, Jali, Dulang, Dlangu, Bedono, dan lainnya. Wilayah yang terdampak bencana banjir meliputi Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag, Bayan, Butuh, dan Pituruh. Adapun di Kecamatan Baya,n banjir juga melanda Desa Tangkisan, Krandegan, Pogungrejo, dan Pogungkalangan. “Kemarin kita sudah melakukan evakuasi dan kita droping terkait dengan logistiknya baik itu nasi bungkus ataupun dalam bentuk mentahan kepada pemerintah desa, sehingga mereka bisa membuka dapur umum di wilayah yang tertimpa bencana,” terangnya. (top)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: